Suara ketukan keyboard computer seakan bersenandung ditengah
sesaknya relung rasa.
Jemariku masih
bermain bersamanya, mencoba merangkai kata demi kata untuk melegakan dada ini
sejenak. Matahati tepat berpatri di atas namamu, warnanya pun masih sama dengan
yang kemarin, tapi panasnya agak sedikit mereda, sayangku.
Masihkah kau ingat candaan kita di tempat
kenangan kita?
Saat itu senyummu benar-benar lepas, lepas entah kemana dan
sampai sekarang tak pernah tertangkap lagi oleh lensa mata hatiku. Sepoi angin
menambah dinginnya malam.
Untuk seseorang
yang kucintai, aku ingin sedikit bercerita, malam ini aku menitip rinduku pada
angin yang berlalu, ku harap angin itu akan sampai pada pijakanmu, ku mohon
rasakanlah, ada rindu yang ku titip disitu. Aku tak mampu menyampaikannya
langsung, grogiku untuk menatapmu belum saja hilang, akupun tak mengerti itu. Walau
kini Tuhan telah merenggut mata yang biasa kau lihat.
Lelakiku, adakah kau tahu kala mata hatiku tak mampu lagi
melihatmu sekarang?
Melihat sosok yang bisa ku lihat sempurna, tak ada yang
lain hanya dada yang selalu berdegup kencang. Mataku tak mampu menahan tangis,
belum puas mataku ku manjakan dengan menatapmu.
Sekarang, mataku harus terbiasa tanpamu. Jika boleh ku utarakan, dunia
tak lagi indah sayangku, kau seakan menghilang bersama mataku. Berjalanpun aku
tertatih, aku merasa sendiri. Kau akan tahu, mengapa di setiap detik waktu di
hidupku harus selalu bersamamu, sebab udara hidupku yang tersisa hanyalah kamu.
Jika kau pergi, apakah aku bisa hidup?
Terakhir ingin ku sampaikan, air mataku takkan pernah bisa
berhenti menangisimu bahkan lisanku seakan selalu bertasbih namamu disamping
nama Tuhanku. Sayangku yang selalu ku kasihi sepanjang matahari tetap terbit di
timur, kau harus tahu awal perkenalan kita adalah surga pertama setelah surga yang
Tuhan janjikan, perasaan indah ini adalah anugrah, dan hatimu adalah tempatku
hidup selain di dunia ini. Entah dengan siapa aku bersaksi, dadaku masih
bergetar setiap cinta itu selalu datang.
Dari perempuan yang melihatmu dari mata hatinya
Hati…
Aku tak bisa tenang tanpa cintanya yang mengisi relung rasa
Tatapannya...
Menusuk masuk kedalam mata hati.
Cintaku ini tak terbatas selama kau selalu mencinta