Kamis, 27 Februari 2014

Dari Kota Penuh Cinta, Dadaku penuh sesak akan kerinduan 1 Maret 2014



Suara ketukan keyboard computer seakan bersenandung ditengah sesaknya relung rasa. 
Jemariku masih bermain bersamanya, mencoba merangkai kata demi kata untuk melegakan dada ini sejenak. Matahati tepat berpatri di atas namamu, warnanya pun masih sama dengan yang kemarin, tapi panasnya agak sedikit mereda, sayangku. 
Masihkah kau ingat candaan kita di tempat kenangan kita?
Saat itu senyummu benar-benar lepas, lepas entah kemana dan sampai sekarang tak pernah tertangkap lagi oleh lensa mata hatiku. Sepoi angin menambah dinginnya malam. 
Untuk seseorang yang kucintai, aku ingin sedikit bercerita, malam ini aku menitip rinduku pada angin yang berlalu, ku harap angin itu akan sampai pada pijakanmu, ku mohon rasakanlah, ada rindu yang ku titip disitu. Aku tak mampu menyampaikannya langsung, grogiku untuk menatapmu belum saja hilang, akupun tak mengerti itu. Walau kini Tuhan telah merenggut mata yang biasa kau lihat.

Lelakiku, adakah kau tahu kala mata hatiku tak mampu lagi melihatmu sekarang?
Melihat sosok yang bisa ku lihat sempurna, tak ada yang lain hanya dada yang selalu berdegup kencang. Mataku tak mampu menahan tangis, belum puas mataku ku manjakan dengan menatapmu.  Sekarang, mataku harus terbiasa tanpamu. Jika boleh ku utarakan, dunia tak lagi indah sayangku, kau seakan menghilang bersama mataku. Berjalanpun aku tertatih, aku merasa sendiri. Kau akan tahu, mengapa di setiap detik waktu di hidupku harus selalu bersamamu, sebab udara hidupku yang tersisa hanyalah kamu. Jika kau pergi, apakah aku bisa hidup?

Terakhir ingin ku sampaikan, air mataku takkan pernah bisa berhenti menangisimu bahkan lisanku seakan selalu bertasbih namamu disamping nama Tuhanku. Sayangku yang selalu ku kasihi sepanjang matahari tetap terbit di timur, kau harus tahu awal perkenalan kita adalah surga pertama setelah surga yang Tuhan janjikan, perasaan indah ini adalah anugrah, dan hatimu adalah tempatku hidup selain di dunia ini. Entah dengan siapa aku bersaksi, dadaku masih bergetar setiap cinta itu selalu datang.
Dari perempuan yang melihatmu dari mata hatinya

Hati…
Aku tak bisa tenang tanpa cintanya yang mengisi relung rasa
Tatapannya...
Menusuk masuk kedalam mata hati.

Cintaku ini tak terbatas selama kau selalu mencinta

0 komentar:

Posting Komentar