Senin, 06 Oktober 2014

Yang Terbunuh



Dengan mata setengah layu
Terpaksa berujung pasrah
Langkah kaki terus saja melangkah
Sudah kukatakan berhenti
Tetap saja ia berjalan

Di ujung jalan
Kudapati kamboja tergeletak
Semerbak melati tertidur pasrah di atas tanah merah

Di belakang rumah
Ada sepetak tanah
Sengaja aku siapkan
Tak kupagari
Tak kutanami
Biar saja waktu membunuh

Jika telah tiba
Akan kukubur ia di bawah bungan tergeletak
Kan kusirami dengan gerimis di pelupuk mata
Esoknya kan tumbuh bungan duka
Kan kupetik, lalu kusematkan di sela telingamu
Teruntuk kau semata, cintaku yang terbunuh

0 komentar:

Posting Komentar