Ada Cinta di Flyover
oleh Nurasiyah
oleh Nurasiyah
Untukmu yang telah hadir di hidupku
dengan cara yang begitu konyol dan berhasil menitipkan rasa yang begitu indah
tanpa tahu cara untuk mengakhirinya. Dan semoga saja Tuhan tak pernah
memberitahumu tentang cara itu.
Ada rasa yang tercipta di atas jembatan beton itu.
Rasa yang membuatku mendadak lupa cara untuk bersedih. Posisinya persis di
dekat jalan protokol, yah itu Flyover.
Fasilitas yang dibuat oleh pemerintah untuk tujuan kelancaran jalan. Namun
tempat itu mendadak beralih fungsi pada malam hari, menjadi tempat orang-orang untuk
menikmati indahnya malam dan menyaksikan bulan jika purnama serta kerlip
bintang gemintang. Tentu kau masih ingat. Awalnya aku begitu alergi dengan
tempat itu, sebab bagiku itu hal yang salah. Berdiri di pinggir jalan yang di
bawahnya juga jalan. Aneh saja menurutku. Tapi Tuhan selalu ciptakan alur yang
baik. Dipertemukannya kita di tempat itu. Kita bercerita selayaknya orang yang
sudah lama saling kenal, padahal baru hari itu saja kita bertemu.
***
Dan malam ini, aku hanya pergi sendirian ke tempat
itu. Duduk di atas beton yang berdiri kokoh. Kau tak menemaniku malam ini
karena alasan yang memang harus kumaklumi adanya. Indahnya kota bisa terpotret
dari atas sini, melihat gedung menjulang tinggi, dan televisi raksasa yang
tertempel di gedung itu. Ini tempat kita. Tempat yang pernah menyatukan dua
hati yang sama-sama memendam rasa.
Aku masih teringat saat itu. Saat kau menyatakan
cinta tepat di tempat aku duduk saat ini.
“Rena.
Aku tahu ini bukan tempat yang romantis jika berbicara tentang cinta. Tapi entah
mengapa, aku selalu menganggap kalau tempat ini punya sejarah yang apik tentang
kita. Ren, aku tak begitu pandai mematahkan sayap bidadari. Namun jika
seandainya kau bersedia menjadi kekasihku, izinkan aku mematahkan sayap-sayapmu
agar kau tak bisa lagi kembali ke kayangan.” Fikram berdalih.
“
lelaki memang pandai menggombal, Fik. Aku bukan bidadari. Aku Rena, perempuan
tak bersayap. Tapi meskipun aku tak bersayap apakah kau tetap cinta bukan?
Haha”
“Oh
tentu saja ! tanpa sayap pun kau tetap bidadari untukku.”
“iya...iya...”
lidahku mendadak membeku.
***
Hanya malam yang mampu melukiskan tentang bahagia
yang dulu tercipta. Aku paham bahwa kau lebih dulu terbang jauh menyisakan aku
yang berteman malam berdiri di atas flyover.
Kisah kita pernah ada di sini. Meski setahun yang lalu, tempat ini menjadi
saksi bisu kepergianmu untuk selamanya. percayalah sayang, meski kau telah
pergi selamanya, aku akan akan setia memupuk sepotang kisah yang pernah terajut
di sini dengan siraman air mata. Ini bukan duka yang berlarut, ini hanya
persoalan waktu yang mengajariku melepasmu untuk terbang jauh menikmati
indahnya malam yang sama di atas flyover
ciptaan Tuhan di surga.
0 komentar:
Posting Komentar