Untuk hari yang penuh air mata, tepat dua tahun lalu air
mataku tertumpah tepat di tanggal ini.
Tanggal yang penuh dengan ceria saat
salah satu sahabatku berulang tahun. Hari ini aku kembali mengulangnya. Tepat dua
tahun yang lalu, kabar terakhir darimu berhasil melumpuhkan hatiku sampai saat
ini. Ku rasa cukup sampai di sini air mataku
terjatuh, jatuh untuk menangisimu. Menangisi setiap kenangan tak nyata
yang kau suguhi kepadaku. Selamat malam tanggal 19 lelaki yang saya sayang
sampai detik ini. Aku teringat pertama kali kita kenal, dan itu hanya lewat
pesan singkat saja.
Sedih rasanya bisa memiliki hatimu namun tidak untuk
ragamu. Sayang, jika boleh aku curahkan semua isi hatiku, aku ingin kau
perlakukan seperti wanita lain, menyapa pagiku dan memberi asupan semangat
setiap saat. Memberi perhatian jika sakit sedang menimpaku, atau bahkan
menelpon ku setiap malam datang walaupun itu hanya berkata selamat tidur. Seingatku
kau tak pernah melakukan itu. Tapi apakah aku pernah protes untuk itu? Tidak sama
sekali, aku juga bingung dengan perasaan ini. Berangkat dari bulan pertama hingga meginjak
24 bulan yang tepat hari ini, rasa sayangku tak pernah berkurang sedikitpun,
entah mengapa keabstrakanmu seakan tak pernah menjadi dinding pernghalang
untukku. Aku kadang berpikir, apakah kamu hanya sekedar cerita dari temanku? Aku
mencintai namamu saja. Untuk sepenggal
nama yang ku sapa dalam malam kelam berselimut awan hitam. Yang namanya selalu
ku padukan dalam setiap lagu yang kuciptakan, yang cintanya selalu ku
agung-agungkan di atas segalanya, yang membuat hatiku penuh sesak untuk
menerima cinta lain, aku menulisnya dengan air mata.
Hari ini semuanya telah ku
pikirkan matang-matang, aku putuskan untuk berhenti mencintaimu, maaf jika
bintangmu ini meninggalkan malamnya. aku tak sanggup lagi hidup tanpa
perjuanganmu, aku juga ingin seperti wanita yang lain, selalu kau perjuangkan
dalam setiap waktu. Aku juga ingin punya cinta yang nyata, cinta yang raganya
bisa ku tunjukkan di depan sahabat ku. Bohong jika aku tak butuh cinta, aku
hidup karena cinta-cinta orang yang menyayangiku, dan itu termasuk juga cinta
darimu. Aku terlalu egois jika meminta kamu untuk berada di sampingku saat ini.
Tuhan kita takkan pernah mengijinkan. Aku terkadang berpikir, mengapa cinta diciptakan
tapi perbedaan tetap saja tak dapat disatukan oleh cinta? Sayang, hatiku penuh
sesak, merangkai setiap buliran air mataku menjadi mutiara cinta yang kelak kan
menyatukan kita. Salahkah Jika alquran
di tanganku dan alkitab di tanganmu itu kita satukan menjadi sebuah cinta? Ini hukum
alam, yang beda tetap saja tak bisa menyatu. Untuk terakhir kalinya aku ingin
menuangkan segala kesalku dalam mencintaimu. Sayang, cinta tak butuh banyak
alasan untuk dapat bersatu, aku hanya mohon kepadamu cepat hubungi aku, katakan
apa yang ingin kamu katakan .
Aku bosan mendengar kata cinta yang kau titip
lewat telinga temanku, aku bosan akan itu ! cinta itu perlu kita perjuangkan berdua,
jangan hanya satu pihak saja. Aku kadang kesal jika kamu tak punya keberanian
sedikitpun untuk menyapaku, aku tak cantik tak seperti mantanmu yang lain. Yah aku
sadar itu, sangat sadar malah. Aku tak punya apa-apa selain cinta yang selalu
menunggumu, tak ada yang lain. Tepat dua tahun ini, aku lepaskan kamu dalam
hatiku. Aku tak ingin berusaha melupakan, biar saja waktu yang perlahan menghapuskanmu,
sampai saat ini rasa itu masih ada, untuk esok, bahkan untuk 1000 tahun
kemudian.
Tak ada sesalku dalam mencintai, terima kasih untuk cinta yang hampir
3 tahun ini, terima kasih untuk perkenalan konyol yang selalu ku ingat hingga
saat ini. Ini bukan bukan kepergianku, ini hanyalah saat di mana kau biarkan
hatiku sedikit kosong tuk menerima hati yang lain. Saya sayang kamu, saya
selalu berharap Tuhan kita segera merestui kita, ku harap jika kita berjodoh
kamu akan kembali tanpa ada kata beda. Kembalilah jika kepercayaan kita telah
sama, aku menunggu namamu bersanding di dalam buku yang di sahkan oleh
penghulu, aku sangat mencintaimu walaupun ragamu tak untukku, terima kasih
untuk cinta yang kau berikan, aku bahagia. salam sayang dari perempuanmu !
aku tak pergi, jangan pernah berpikir akan itu
sebab aku sendiri tak sanggup untuk itu.
aku takkan jauh,
jika kau rindu,
usap dadamu, rasakan setiap detaknya.
aku selalu ada di situ, di hatimu, sayang !
0 komentar:
Posting Komentar