Selasa, 23 Desember 2014
Selamat Hari Ibu, Mama
kumulai dengan titik.
jujur, sosok yang satu ini sulit kutuliskan dengan kata-kata yang begitu manis. karena tak ada lagi yang semanis kata "ibu"
selamat hari ibu, mama.
sepanjang musim kemarau yang berbalik penghujan
kutorehkan titik yang menjelma garis lalu berwujud huruf, dan akhirnya terangkai menjadi kata
kata untuk mengartikan kasih sayang yang tercurahkan tanpa harap gaji
aku ada di sini, sudah tergariskan untuk menjadi buah hatimu
menjadi anakmu yang baik dan manis
Ma...
kau ingat saat pertama kali aku berulang tahun?
nafasku masih begitu lemah meniup lilin sebatang
tak hanya itu, dot ku pun harus kau pegangi dengan sabar hingga aku selesai mengemutnya
rinai hujan masih membulir di dinding
aku masih menulis ini untukmu
Mama
terakhir. aku tak hentinya memanjatkan syukur pada Tuhan. sebab tahun ini aku masih bisa mencium keningmu dengan hangat di pagi hari. dan mencium jemarimu yang mulai keriput.
maaf untuk khilafan pada tahun ini
yang membuat engkau banjir air mata
yang menegur dengan kata kasar
yang kadang lupa menyalamimu sebelum berangkat kampus
namun, aku harus sedikit berbahagia di tanggal 22 Desember ini dibandingkan mereka
mereka yang hanya bisa mencium pusara bukannya kening ibunya
mereka yang hanya menelpon ibunya untuk sekadar mengatakan "selamat hari ibu" untuk ibu mereka
nafasku sedikit melega
seiring dengan kurangnya kata terima kasih yang seharusnya selalu kulontarkan
jika tak diungkapkan bukan berarti tak sayang Ma
meski engkau belum bisa membelikan hape baru untukku
meski engkau kadang mengeluh karena aku ingin makan ayam sementar engkau masak tempe
meski engkau belum bisa membelikan buku banyak untukku, tas baru , dan baju baru untukku
apapun itu kau tetap mama yang selalu terlihat sempurna
mamaku yang manis dan kadang cerewet
kuucapkan selamat hari ibu, Mama.
dari aku anakmu yang selalu menyayangimu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar