Jumat, 08 November 2013

Dibalik Kisah yang Usai





Senja telah berbalik ke peraduan, sama halnya dengan dirimu.
Sosok yang meninggalkanku penuh tanda tanya dan mengakhirinya dengan tanda titik tanpa koma.
Aku bergerak seperti pembunuh yang berusaha membunuh segala bayang-bayangmu di hidupku,
semua ku terjemahkan dari balik jendela kamarku yang diburamkan oleh embun-embun yang tulus di malam hari, cukup aku tahu jika lisanmu hanyalah sekedar bualan di metamorfosis hidupku.
Aku benci omong kosong yang sering kali kau lontarkan, sering kali kau janjikan namun tak kau berikan bukti, laksana para pemimpin di negeri ini. Sudahlah..aku letih dengan keadaan seperti ini,
aku letih meneteskan air mataku, namun setetes air mataku pun tak bisa kamu usap walau sekali.
Aku terkadang berpikir, siapa aku dimatamu? Apakah boneka kecilmu ini tak kau ijinkan untuk bahagia, menikmati setiap tarikan nafasnya dengan bebas. Semenjak kepergianmu, aku merasa sunset di pantai ini tak ada artinya lagi, bola mataku seakan berbinar-binar jika ku mengingat semuanya, seakan bayanganmu berusaha mengajariku bagaimana mengais-ngais kisah yang lalu.
Aku ingin memberitahukanmu, aku telah hidup di kehidupan baru, hari dimana ada sosok pangeran yang jauh mengertiku lebih dalam dari dirimu, dia adalah dermaga hatiku, tempat dimana hatiku kan terus berlabuh. Dia dermaga baruku setelahmu. Setelah kamu hancurkan semua perasaan ini, ketika rasa merah jambu yang telah meyelimuti seperdua dari hatiku, kamu seenaknya pergi tanpa menengok ke arahku sedikitpun. Masih dalam malam yang mencekam, aku bercerita dengan emosi yang ku pendam selama ini. Kepadamu yang tak kunjung melihat sosok diriku disini, yang tak peduli apakah kerinduanku ini sama dengan kerinduan yang kamu rasakan, lihatlah aku yang bodoh ini, aku yang selalu berkata bahwa kamu telah mati bersama kehidupanku yang dulu. Memang benar aku telah bersama seorang yang lebih mengertiku, namun aku tak tahu gaya gravitasi di pikiranku tentangmu selalu bertambah. Aku tak mengerti dengan perasaan ini, perasaan dimana aku dan kamu tak mungkin disatukan dalam bahtera cinta yang menghanyutkanku dalam romansa merah jambu penuh kasih sayang. Itu tak mungkin, rindu ini mencekam, jauh dari logikaku. Rindu ini semakin ku rasakan saat aku tahu kamu pun telah mempunyai kehidupan baru yang lain, sama sepertiku. Namun apakah rasa cintamu masih sama dengan rasa cintaku saat ini?

Dari aku yang selalu mencinta di balik bulan purnama,
bermain dalam cinta yang telah usai

0 komentar:

Posting Komentar