Kamis, 07 November 2013

Keabadian

Aku kembali melewati sungai yang menjadi saksi bisu kisah cinta kita, namun kini aku telah sendiri tanpamu, sejak seminggu yang lalu kamu pergi menemui Tuhan di surga dengan membawa cinta dan sebagian semangatku. Entah apa yang harus ku lakukan sekarang, aku seakan tak berdaya dan tak bisa menerima segala keadaan ini. Bermain bersama lantunan nada sederhana ciptaanmu waktu di rumah sakit itu, aku tak menyangka senyummu itu adalah senyum terakhir yang begitu indah buatku.
“Sayang..aku merindukanmu” ucapku dalam hati sambil memandangi boneka yang kau berikan saat pergantian umurku.
Kamu cinta pertama yang ingin ku daulatkan menjadi cinta terakhirku, tempat dimana hati ini akan berlabuh dalam bahtera yang lebih serius lagi. Namun sekarang kamu telah telah pergi bersama keabadian, biarlah semua ku simpan rasa cinta ini, ku harap aku takkan jatuh cinta untuk kedua kalinya pada lelaki manapun di dunia ini, aku ingin menyimpan segalanya dalam bingkai kehidupanku, sampai aku telah ada dalam keabadian bersama cintamu dan cintaku, cinta kita.
Aku teringat waktu pertama aku melabuhkan cintaku untukmu, kamu adalah sosok yang tak mudah ku tebak. Sikap egois dan pemarahmu seakan membuatku takut untuk menatap matamu lebih dalam.aku masih teringat masa-masa indah itu, masa yang dimana aku biasa tenggelam dan hanyut di dalamnya, kini telah menjadi masa yang sangat asin di duniaku. Aku merindukan setiap kali kamu mengusap air mataku saat aku tertunduk oleh pilu yang ku ciptakan sendiri, “dasar cengeng” itu kata yang sering aku dengar saat bersamamu. Aku merindukan itu, amarahmu kepada kawanku saat kau lihat aku jalan berdampingan dengannya, aku merindukan kecemburuanmu yang berlebihan itu. Aku merindukan usapan jemarimu yang kadangkala menghancurkan sisiran rambutku, semuanya begitu indah.
Kamu pergi pada saat kau telah berhasil membingkai semua kenangan indah cinta kita. Cinta pertama, dia adalah kamu. Kamu berhasil membuat hidupku jauh lebih bermakna, kamu telah berhasil membuatku memaknai cinta, mencintaimu adalah hal yang terbaik yang pernah ku lakukan, dan sekarang ketika aku terlelap dalam tidur, aku telah tak terbiasa mendapat pesan singkat “have a nice dream” darimu, ini membuatku tak tenang, kamu memang telah pergi, kita berbeda tempat, aku masih bermain dalam dunia kecil ini, sedangkan kamu telah ada di keabadian bersama kebahagiaan. Sulit untuk ku pungkiri semuanya, namun aku harus terbiasa tanpamu, tapi tidak dengan cintamu.
Rasa cintaku tak pernah terbawa pergi olehmu, cinta kita akan tetap ada disini mendampingi segenap rasa merah jambu di dalam sanubariku. Setiap hari ku merindukanmu, sekarang aku hanya bisa mencium pusaramu sebagai tanda aku sangat mencintaimu, menaburkan bunga di atas pusaramu agar kamu mengerti aku bak-baik saja disini, jika sesuatu yang telah tiada bisa dihidupkan kembali, aku ingin kamu yang hidup, hiduplah bersamaku di dunia ini kembali, namun imajinasiku sudah melampaui batas logikaku.
Air mataku takkan pernah habis jika kembali ku mengenang dirimu, hanya kamu yang tahu mengapa aku masih betah dengan kesendirian ini, sayang..adakah kerinduan yang kamu rasakan disana seperti kerinduan yang ku alami saat ini, meski dunia kita telah berbeda aku yakin cinta kita akan tetap sama, jika waktu bisa ku putar kembali, aku mohon tunggulah aku, kita akan bersama pergi dalam keabadian. Ingatlah cintaku, meski kini kamu tak ku lihat lagi, namun ku yakin cinta dan sayangmu akan tetap abadi.


Dari perempuan yang selalu setia berada diatas pusara
tempatmu hidup dalam keabadian.

0 komentar:

Posting Komentar