selamat malam sosok misterius yang menghantui hatiku sejak dua
tahun yang lalu, tahukah kamu senyummu dalam mimpiku itu masih jelas
tergambar di relung hatiku. entah mengapa malam ini aku kembali teringat
kisah manis kita dahulu, terhitung 24 bulan yang lalu, kata cinta
darimu masih sering ku dengar lewat celoteh riang kawanku. dear, itu
panggilan yang kerap telingaku dengar setiap saat kamu memberiku kabar,
walaupun kabar itu tak serta merta kamu sampaikan langsung kepadaku,
meski itu hanya sekedar pesan singkat saja.
sampai saat ini aku tak mengerti apa alasanmu melakukan itu semua,
apakah itu cinta? ku rasa bukan, kita seolah-olah berada dalam suatu
adegan yang kita tak inginkan, kamu tahu siapa yang menyutradarainya?
itu tuhan kita. kamu dan aku telah terlukis indah dalam garis takdir
yang menyedihkan. dimana kamu dan aku tak pernah di restui oleh langit
dan bumi untuk mengikat tali kasih sayang, sebut saja itu cinta. kita
ini seakan di anak tirikan oleh tuhan. mengapa yang lain boleh menyatu,
sedangkan kita? bertatap wajah saja, tuhan tak pernah izinkan itu.
adakah yang salah dari kita?
kita sudah saling mengenal sejak bulan ramadhan dua tahun yang lalu, saat kamu melihat wajahku lewat foto kontak kawanku, kamu sontak bertanya siapa aku dan bagaimana hidupku. kawanku menjawabnya dan seakan menjembatani kita untuk saling mengenal. namun perlahan semuanya kau rusak dengan keegoisanmu dalam hal cinta.
iya…aku mengerti kita berbeda, aku memegang tasbih dan kamu setia melipat tanganmu setiap minggunya di tempat suci, sebut saja tempat itu gereja.
hampir setiap hari kamu menjadi alasanku untuk meneteskan air mata, hampir setiap waktu dalam kesibukanku, aku masih sempat mengingatmu. lantas aku berharap ada hal yang bisa merubah segalanya. ternyata tidak !
memang pada dasarnya, kamu terlalu bodoh. membohongi perasaan demi keinginan yang semu. aku mengerti hukum adat itu. iya aku mengerti. dan sekarang tiba saatnya kamu mengerti aku, mengerti apa mau hatiku, mengerti akan pengabaian yang tak pernah kamu pedulikan. lihatlah aku yang tak berdaya ini, apa bedanya aku dengan wayang-wayang itu? tak adakan !
kita ini sudah tahu maksud hati kita masing-masing, kamu sayang aku dan akupun demikian, lantas tak adakah ruang untuk kita menyatukan perasaan ini?
kita sudah saling mengenal sejak bulan ramadhan dua tahun yang lalu, saat kamu melihat wajahku lewat foto kontak kawanku, kamu sontak bertanya siapa aku dan bagaimana hidupku. kawanku menjawabnya dan seakan menjembatani kita untuk saling mengenal. namun perlahan semuanya kau rusak dengan keegoisanmu dalam hal cinta.
iya…aku mengerti kita berbeda, aku memegang tasbih dan kamu setia melipat tanganmu setiap minggunya di tempat suci, sebut saja tempat itu gereja.
hampir setiap hari kamu menjadi alasanku untuk meneteskan air mata, hampir setiap waktu dalam kesibukanku, aku masih sempat mengingatmu. lantas aku berharap ada hal yang bisa merubah segalanya. ternyata tidak !
memang pada dasarnya, kamu terlalu bodoh. membohongi perasaan demi keinginan yang semu. aku mengerti hukum adat itu. iya aku mengerti. dan sekarang tiba saatnya kamu mengerti aku, mengerti apa mau hatiku, mengerti akan pengabaian yang tak pernah kamu pedulikan. lihatlah aku yang tak berdaya ini, apa bedanya aku dengan wayang-wayang itu? tak adakan !
kita ini sudah tahu maksud hati kita masing-masing, kamu sayang aku dan akupun demikian, lantas tak adakah ruang untuk kita menyatukan perasaan ini?
untuk kamu yang selalu egois, dan tak pernah memerhatikanku dalam tangis yang tersembunyi dalam senyumku :’(
0 komentar:
Posting Komentar